Jangan sampai ketinggalan informasi terbaru, ikuti kami di Facebook sekarang

Apa itu Blockchain: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya. Blockchain sudah tidak asing kita dengar dalam keseharian. Kita sudah terbiasa dengan berbagai konsep baru yang dibawa oleh kehadiran Blockchain, seperti Cryptocurrency, NFT, dan Web3. Mereka digaung-gaungkan akan menjadi masa depan dari internet dan ekonomi. Lalu, apa pengertian, sejarah, dan fungsi dari Blockchain? mari kita bahas.

Intermezzo

Blockchain adalah teknologi yang menjamin keamanan transaksi mata uang kripto dan disebut sebagai inovasi yang akan mengubah industri keuangan. Teknologi ini merupakan fondasi yang melahirkan industri kripto. Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara blockchain bekerja, mengapa ia penting, dan apa saja jenisnya.

Apa itu Blockchain?

Blockchain adalah kumpulan blok-blok yang berisikan data transaksi yang dikaitkan dan diurutkan satu sama lain untuk membuat sebuah rantai. Secara harfiah, blockchain artinya rantai yang terdiri dari blok-blok. Jadi, fungsi blockchain ialah sebagai sistem penyimpanan data digital berisi hash. Hash adalah kode alfanumerik yang mewakili kata, pesan, atau data yang dibuat oleh algoritma khusus menggunakan kode kriptografi. Setiap blok memiliki hash unik dan berbeda.

Blok yang paling baru atau yang paling terakhir dikaitkan pasti memiliki informasi hash dari blok sebelumnya. Setiap blok akan mengacu kepada blok sebelumnya dan seterusnya sehingga membentuk rantai berkelanjutan. Data dalam blok yang sudah terhubung dalam rantai tidak bisa diubah karena kamu harus mengubah semua blok sebelumnya. Hal inilah yang membuat sistem blockchain begitu aman.

Apa itu Blockchain: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya

Apa itu Blockchain: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya

Setiap blok dapat menyimpan data dalam beberapa MB. Tergantung ukuran data transaksinya, sebuah blok tunggal dapat menyimpan ribuan data transaksi keuangan.

Sejarah Blockchain

Menurut Forbes, jauh sebelum internet dan blockchain ada, banyak penemuan teknologi hebat lainnya yang sudah berhasil diciptakan oleh orang-orang hebat di luar sana. Misalnya telepon (1876), televisi (1926), dan layar sentuh (1965).

Satu hal yang sama antara penemuan tersebut dan blockchain adalah utilitasnya yang berdampak besar kepada kehidupan masyarakat secara luas.

Baca Juga:   Apa itu Bitcoin: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya

Sampai saat ini masih banyak yang berpikir bahwa Blockchain adalah Bitcoin dan sebaliknya. Pada tahun 2014, banyak orang yang menyadari bahwa Blockchain dapat digunkan untuk hal lain selain investasi crypto.

Blockchain adalah salah satu penemuan yang dapat dikembangkan oleh kecerdasan manusia guna membantu mempermudah suatu transaksi atau aktifitas manusia. Misalnya, mempermudah pengiriman uang dari satu negara ke negara lainnya dalam hitungan menit saja. Mengurangi biaya operasional akibat tidak melibatkan pihak ketiga. Kemudian menciptakan transparansi saat bertransaksi dan meningkatkan keamanan penggunaan internet dengan jaringan terdesentralisasi. Blockchain dianggap sebagai teknologi yang transparan.

Saat ini, Bitcoin hanyalah salah satu dari beberapa ratus aplikasi yang menggunakan teknologi blockchain. Ini adalah dekade yang mengesankan untuk teknologi blockchain dan akan sangat menarik untuk melihat ke mana dekade berikutnya membawa kita.

Bagaimana Cara Kerja Blockchain?

Blok pertama dalam sebuah blockchain disebut sebagai genesis block. Setiap blok baru akan ditambahkan ke ujung rantai. Lalu, blok setelahnya akan memiliki data tentang susunan semua blok sebelumnya untuk menjaga keutuhan rantai blockchain.

Algoritma akan melakukan verifikasi terhadap setiap blok sebelum ditambahkan ke dalam rantai. Metode verifikasi setiap blockchain bisa saja berbeda tergantung mekanisme konsensus yang diterapkan. Mekanisme konsensus ini berfungsi untuk mengecek bahwa setiap data benar, akurat, dan aman. Dalam kasus Bitcoin, setiap penambang perlu memecahkan sebuah teka-teki kriptografi rumit untuk menambahkan blok ke dalam blockchain Bitcoin.

Proses menambahkan blok ke dalam jaringan Bitcoin mengharuskan penambang menggunakan program khusus untuk mencari kombinasi hash-nonce yang tepat dan dapat diterima sistem. Program ini perlu memilih satu dari maksimal 4 miliar kombinasi hash-nonce untuk menghasilkan sebuah kode unik yang hanya digunakan oleh satu blok.

Begitu transaksi kita terverifikasi, datanya akan disimpan dalam sebuah blok, bersama ribuan transaksi yang lain. Data ini berisi nominal transaksi, digital signature kita dan pihak yang berhubungan. Urutan transaksi yang disimpan tetap terjaga, artinya transaksi yang paling awal akan selalu disimpan di paling depan dan sebaliknya.

Akhirnya setelah semua transaksi dalam blok tersebut terverifikasi, algoritma blockchain membentuk sebuah hash berdasarkan transaksi di dalamnya. Blok yang baru ini juga diberikan data hash blok sebelumnya. Inilah yang menghubungkan blok yang baru dengan rantai blockchain.

Saat sebuah blok baru tersebut ditambahkan ke dalam blockchain, blok tersebut menjadi publik dapat dilihat oleh siapapun, termasuk kita sendiri. Kita dapat melihat data blockchain publik seperti Bitcoin melalui blockchain.com atau ETH melalui etherscan.io.

Baca Juga:   Ketika Waktu juga adalah Uang (Time Value of Money)

Terakhir, informasi tentang setiap blok dan rantai jaringan ini tidak disimpan dalam satu komputer tapi disebarkan pada semua penambang yang berperan sebagai node. Sistem seperti ini juga disebut sebagai distributed ledger.

Apa urgensi Blockchain untuk digunakan?

Sistem jaringan blockchain sekarang mulai menjadi bagian penting untuk jutaan penggunanya di berbagai belahan dunia. MetaMask, salah satu dompet digital paling populer di dunia, sudah memiliki 30 juta pengguna dan terus bertambah. Teknologi blockchain merupakan bagian dari upaya menciptakan sistem finansial alternatif. Ia memberikan anonimitas selagi menyajikan transparansi data transaksi untuk penggunanya.

Terlebih lagi, sistem desentralisasi membuat blockchain hampir mustahil untuk dimanipulasi karena semua datanya bersifat permanen. Seorang peretas harus mengubah informasi di setiap salinan blockchain yang dipegang semua node untuk menjebol jaringan. Lagipula, pihak ketiga atau peretas yang ingin mengontrol sebuah blockchain perlu mengeluarkan sumber daya besar yang hampir tidak mungkin dilakukan.

Blockchain merupakan fondasi yang dapat diaplikasikan dalam berbagai industri karena ia pada dasarnya hanya sistem penyimpanan dan pengamanan data. Maka dari itu, blockchain memiliki potensi untuk mengubah beragam aspek kehidupan kita, tidak hanya terbatas pada sektor keuangan.

Apa Kelemahan Blockchain?

1. Membutuhkan energi besar

Teknologi blockchain membutuhkan energi listrik yang cukup besar. Energi ini dibutuhkan penambang sebagai node yang memproses penambahan blok ke dalam rantai blockchain. Bitcoin mengkonsumsi sekitar 80 TwH per tahun (CCAF).

2.Kepadatan Jaringan

Kepadatan jaringan dalam sebuah blockchain dapat menyebabkan berbagai hal seperti biaya transaksi mahal, proses transaksi lambat, dan bahkan transaksi gagal. Blockchain generasi awal seperti Bitcoin dan Ethereum hanya dapat memproses sejumlah transaksi dalam satu waktu.

3. Skalabilitas

Salah satu hambatan paling besar terhadap penggunaan massal blockchain adalah skalabilitas. Teknologi blockchain sendiri masih dalam tahap perkembangan dan kita belum mengetahui apakah jaringannya dapat menahan beban saat digunakan oleh jutaan orang sekaligus dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, banyak teknologi blockchain baru berusaha memecahkan masalah skalabilitas dan kecepatan transaksi.

Apa kelebihan Blockchain?

1. Aman

Jaringan blockchain diamankan menggunakan teknologi kriptografi yang menjamin keamanannya dari berbagai macam serangan. Namun, terdapat titik kelemahan dalam berbagai teknologi yang dihubungkan ke jaringan blockchain seperti dompet digital, server penyimpanan data, situs web, dan platform aplikasi terdesentralisasi.

Baca Juga:   Apa itu Anonimitas dalam Dunia Blockchain?

2. Anonimitas Data Transaksi

Blockchain menawarkan pseudonimity di mana data pribadi setiap transaksi disamarkan. Sistem seperti ini memberikan perlindungan terhadap data pribadi setiap pengguna dan tepat memberikan transparansi.

3. Global

Aplikasi dan platform yang menggunakan sistem blockchain bersifat global dan tidak dibatasi oleh batasan negara atau wilayah. Pemindahan aset dan transaksi pada blockchain bisa dilakukan dari semua wilayah yang memiliki akses internet.

4. Peer-to-Peer (P2P)

Semua transaksi pada sistem terdesentralisasi diproses secara peer-to-per (P2P) tanpa membutuhkan pihak ketiga.

5. Transparan

Semua data transaksi yang pernah terjadi pada sebuah blockchain publik dapat diakses secara mudah melalui berbagai situs seperti ETHscan. Data ini juga meliputi nomial, waktu, dan alamat tujuan transaksi.

Hubungan antara Blockchain dan Cryptocurrency

Kaitan antara teknologi blockchain dan cryptocurrency sangatlah kuat. Namun, sering ada kekeliruan bahwa blockchain adalah crypto dan sebaliknya. Bitcoin adalah upaya implementasi pertama teknologi blockchain. Sejak kesuksesan Bitcoin, teknologi blockchain mulai digunakan oleh banyak platform yang ingin memanfaatkan keuntungan blockchain untuk berbagai sektor lain. Pada dasarnya, blockchain merupakan fondasi yang di dapat digunakan untuk beragam fungsi.

Jadi, untuk menjelaskan kebingungan tentang perbedaan blockchain dan cryptocurrency, kita bisa melihat bahwa blockchain adalah teknologi yang memungkinkan terjadinya transaksi aset kripto. Cryptocurrency adalah aset digital yang dibangun di atas jaringan blockchain.

Penggunaan Teknologi Blockchain

Penggunaan teknologi blockchain pada dasarnya tidak terbatas. Seperti yang sudah dijelaskan, teknologi ini adalah fondasi penyimpanan data yang bisa digunakan untuk industri mana pun. Saat ini kita sudah melihat penerapan teknologi blockchain di luar industri finansial seperti identitas digital, industri data, musik, rantai pasokan, dan sektor kesehatan. Meskipun begitu, perkembangan dalam industri-industri tersebut masih terbatas.

Salah satu perkembangan pesat penggunaan teknologi blockchain adalah CBDCs atau central bank digital currencies. CBDCs adalah mata uang fiat yang dibangun di atas jaringan blockchain namun dikontrol oleh pemerintah yang membuatnya. Negara seperti Indonesia dan AS sedang dalam proses merencanakan dan membuat CBDCs.

Implementasi teknologi blockchain dalam berbagai industri lain akan terus berkembang seiring dengan peningkatan popularitas dan adopsi cryptocurrency.

Referensi